Minggu, 19 Oktober 2008

Krisis ekonomi seri-2



Gonjang-ganjing krisis keuangan yang melanda negeri Adidaya Amerika Serikat akibat macetnya kredit di bidang property akhirnya menyeret semua Negara terlibat krisis.Bursa saham anjlok hingga titik terendah akibat investor menarik uangnya untuk memenuhi kebutuhan di negaranya, semua pejabat penting kerja siang malam untuk menyelamatkan Negara dari krisis seri kedua ini termasuk Indonesia.
Tidak demikian dengan desa kita,
Di desa kita tidak memikirkan lembar saham,
Ketahanan pangan di desa kita paling kuat mengahadapi krisis macam apapun
Kita masih ingat kenaikan BBM sekian kali , namun kita masih punya sepeda angin yang bisa membuat kita sehat,
Beberapa bulan lalu dikonversinya minyak tanah ke gas LPG, kita tidak perlu risau karena kita masih punya bahan bakar kayu sekandang
Pada saat daerah lain paceklik kekeringan , kita masih bisa bertahan dengan makanan pengganti,
Ingat dulu ketika kita kecil masih menjumpai nasi tiwul yang dimakan dengan apa saja rasanya cocok, bahkan dengan sambel gasir,jangkrik,jungkang,lombok ijo ,dan terasi, bahkan diberikuah yang banyakpun( kokoh) tidak mengurangi kenikmatan.
Ingat dulu pada saat mangan wadang( makan pagi) kita bisa makan sawudan (singkong yang diparut kasar)lalu dikukus,penyajiannya dengan parutan kelapa
Ingat dulu pada saat mindo(antara makan siang dan sore) kita bisa makan ubi rebus,uwi,ganyong,jenang erut,gembili,suweg,glontho(ubi parut dikasih gula digoreng),lonthong(sama dengan glontho tapi dibungkus daun dikukus),munthul (ketela rambat).grontol (jagung tua direbus hingga pecah dikasih parut kelapa) ,belicik(tales)Luar biasa kreatif orang tua kita dulu
Kita juga masih ingat cara orang tua kita menabung dulu, jagung saat panen melimpah digantung diatas pawon(tungku) Munthul juga bisa digantung tahan lama, begitu pula padi yang disimpan dalam kampek(lumbung yang setiap orang punya),gaplek(bahan tiwul) namun saat ini sudah tidak kita jumpai,bahkan kalau kita pengin harus beli di luar daerah,ini juga peluang (kenapa saat ini tidak ada yang mau membikin gaplek?).
Kita lihat sebagian besar kebutuhan makan kita dapat dipenuhi secara mandiri,kalau kita kreatif bahkan kita hanya perlu membeli garam bisa bertahan.Disamping jenis makanan yang diatas segala sayur mayor tumbuh subur di ladang ,Cabe,bawang merah,segala macam sayuran ada.kita punya pohon kelapa yang tiap bulan bisa diambil hasilnya,dan kita punya hutan dengan tanaman kayu bernilai tinggi, Luar biasa….
Kebutuhan gizipun kita sudah disediakan sungai dengan ikan yang melimpah asal kita tidak serakah(cari ikan dengan potas) kita bisa menjala,menjaring,pasang wuwu,mancing,ngerek,njodang (kalau banjir)bikin rumpon,bengkung, babahan dsb
Dari unggas kita bisa pelihara ayam,bebek,menthok untuk tambal butuh saat perlu, bahkan kita biasa bantai binatang hutan seperti luwak,belacan,trenggling,landak,bajing, menyawak,tawon mbalo,tawon laler,gendon dll tanpa kita tahu binatang tsb dilindungi atau tidak. Saking hematnya dulu kita makan ayam/daging dikala ayamnya mati(sakit) dulu belum ada flu burung atau ada orang mati(kenduren)
Desa yang luar biasa, mempunyai daya tahan pangan yang sangat hebat
Cerita itu terjadi sekitar tahun 1960-1970 pada saat tidak ada seorangpun kampung yang unjuk rasa,tak ada parpol yang bagi sembako dan umbar janji,tak ada himbauan dari HKTI seperti mas Prabowo sekarang,namun semua dijalani warga dengan tabah,dan bisa dilalui sampai kini.Bahkan kalau kita filmkan cerita diatas akan laris sekali penontonya seperti laskar pelangi
Krisis ekonomi tidak akan mampir ke desa kita, walaupun krisis berapa seri
Namun kenapa jarang anak muda yang kerasan tinggal disini?
Jawabnya adalah BANYAK PILIHAN JALAN HIDUP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mari bercerita disini