Selasa, 24 Juni 2008

Situs Gua Gong


Di Kalitepus, desa Kesawen,Kec.Pituruh ,Kab. Purworejo terdapat peninggalan bersejarah yang menakjubkan.Ada sebuah gua yang biasa disebut Gua-Gong karena dulu waktu masih banyak debu dan tanah jika kita pukul pakai batu lumayan besar akan menggema suara seperti bunyi gong.Namun perkembangan berikut setelah tersiar khabar disitu pasti ada peninggalan harta karun, tanah di dalam gua digali habis,dikeluarkan sehingga sekarang kalau ditabuh bunyinya klotak karena hanya batu.Pengurus diharapkan dapat membuat gua seperti semula untuk menjaga kelestariannya.Banyak yang cerita gua ini dalam membuatnya tidak menggunakan alat, namun menggunakan cakar, terlihat dari bekas kalau kita amati bekas guratan-guratan tajam, sedangkan pada jaman tersebut belum ditemukan besi, masih jaman batu.Boleh percaya boleh tidak, ini hanya cerita pendahulu kita. Konon khabarnya gua ini dibuat dua buah, ada sisi kiri yang menghadap menyiku sebuah batu besar yang diyakini gua pasangannya.Namun sampai saat ini belum terbuka,
Seperti cerita gua ini terbuka juga karena ada banjir besar(air bah) hingga menghanyutkan pintu gua tersebut sampai ke Polowangi, konon pintu gua tsb sekarang buat alas sembahyang warga disana.Apakah terbukanya gua tsb dengan cara yang sama kelak.....?Mudah-mudahan ini hanya cerita yang tidak akan terjadi.
Gua ini selain untuk tempat tinggal dulu juga untuk peribadatan pada animisme dan dinamisme.
Dulu di tengah-tengah ruang bagian belakang terdapat gundukan batu,seperti tugu kalau besar,namun karena ada yang meyakini gundukan tsb ada emasnya dibongkarlah sehingga kalau kita amati disini ada bekas-bekasnya.Disisi kanan kiri ini ada semacam lumpang yang tidak dalam, namun dulu ini penuh dengan tanah.Inilah yang kalau kita pukul menggema seperti suara Gong.Dan tanah inilah yang sekarang bersih.Di ruangan depan ada bebrapa tempat yang mirip tempat-tempat duduk.Kemungkinan disini dulu untuk ruang tamu atau ruang keluarga.
Dibagian depan gua terdapat belik(sumber air kecil) yang konon untuk tempat minum kuda. Dulu waktu hutan belum gundul biar kemarau air disini tak pernah kering,sekarang kemarau tak berair. Ada satu misteri lagi di gua bagian depan.
Di bagian atap teras gua ada sebuah lubang berdiameter sekitar10 cm.Sekilas kita lihat tidak ada apa-apanya, paling juga cicak.Tapi bagi pengunjung tertentu akan melihat seperti gambar wayang Janoko disana. Sebetulnya bukan pengunjungnya yang istimewa namun ada tehnik cara melihat.Kita melihat seperti kalau kita menikmati lukisan/gambar tiga dimensi.Ya seperti itulah persisnya. Mari kita buktikan.Konon yang bisa melihat gambar ini dikaruniai keberuntungan (Hokky) namun kuncinya juga harus kerja keras,baru cerita hokky.(betul....?)
Gua ini banyak disalah gunakan muda-mudi  untuk memadu kasih,sangat disayangkan .Karena di dalam gelap dan orang juga perlu waktu untuk mencapai kesana sangat amanlah disana.Perlu kita pikirkan agar tempat ini tidak jadikan tempat begituan bagi pengunjung yang dimabuk asmara, karena dulu sering saya temukan alat kontrasepsi bekas pakai disana.
Gua ini juga sudah dikotori dengan tulisan-tulisan pakai cat, yang membuat gua terlihat kotor, pernah dulu kita bersihkan tapi sulit sekali karena permukaan tidak rata,cat sudah lama kering.
Untuk menghindari itu dulu kita kasih buku tamu, agar pengunjung bisa menulis nama,dan kesannya setelah melihat gua ini.
Cara terbaik menurut angan saya adalah bagaimana meramaikan tempat ini.Pihak Pemkab perlu memikirkan tempat ini dijadikan tempat wisata yang menarik, misalkan dilengkapi banyak area bermain,out bond,dan tempat pemandian.Saya yakin potensi ini mendatangkan keuntungan besar bagi Pemkab maupun warga sekitar.Pada saat sekarang saja tanpa sentuhan apapun pada hari Minggu tempat ini sangat ramai dikunjungi orang, apalagi kalau kita garap.Semoga saja.....

Sabtu, 14 Juni 2008

Sungai jernih


Kalitepus dilalui sungai nan jernih mengalir deras.Sungai tersebut merupakan salah satu sumber penghidupan warga.Sungai ini yang membuat ladang subur sepanjang tahun.Ladang merupakan sumber penghasil makanan untuk tambahan menu sehari-hari maupun komoditi yang bisa menambah penghasilan warga.Daerah ini dulu penghasil tembakau terbaik wilayah purworejo, namun ladang sudah banyak berubah tanaman.Hasil lain yang menjanjikan adalah Bengkoang.Untuk saat ini mungkin daerah terbesar penghasil bengkoang di kabupaten Purworejo,sebagai bahan kosmetik.

Sejarah Kesawen



Konon perjalanan dari Dinasti Syailendra dalam memperluas wilayahnya setelah melewati purworejo, berpencar- pencar . Salahsatunya  ke barat melewati wilayah pada saat tersebut dia sangat memBUTUHkan banyak bekal sehingga perlu beristirahat,untuk mencari bekal seperti buah-buahan dsb,lantas daerah ini disebut Butuh. Melanjutkan perjalanan ke Barat ternyata setelah melewati Sungai besar saat itu sedang banjir ,hingga hampir tenggelam(Klelep) dan daerah ini akhirnya dia namakan KLEPU.Sambil menata segala sesuatu setelah mau tenggelam dia merencanakan perjalanan daerah ini dia namakan Wironatan, lalu dia ke utara lagi ternyata ada anak sungai yang sedang banjir sehingga dia terlantar(ngempe-empe) lama menunggu banjir reda , daerah ini dia kasih nama PEPE .Akhirnya dia membuat rakit menyebrang sawah dan akhirnya mendarat disebuah daratan yang lebih tinggi,dia namakan daerah ini Tunjung Tejo(dia anggap Tanjung). lalu ke utara lagi dalam keadaan gelap karena sudah sore.dia lalu namakan daerah ini Pituruh(Pet-pet ora weruh) sudah capek gelap lagi.Berjalan ke utara lagi menemukan daerah subur,berencana menetap disini dengan membuka lahan Karangan untuk bercocok tanam,daerah ini dia kasih nama Karang Anyar.Tidak puas hidup disini jalan lagi keutara menemukan daerah yang akan masuk pegunungan(undag-undagan) dia namakan Ngandagan( daerah ini berikutnya dikunjungi Presiden Sukarno,konon ambil sesuatu di Gunung Pencu).Mau meneruskan perjalanan lagi banyak pertimbangan karena dia kira langsung naik gunung akhirnya kelamaan disini(Kesuwen)pada akhirnya dinilah dikasih nama KESAWEN, karena daerah ini sangat cocok mempunyai daerah yang lengkap ada: sawah,gunung,ladang,sungai,maka menetaplah disini dengan membangun rumah GUA selanjutnya dinamakan GuaGong.karena di daerah ini banyak sekali bambu apus di pinggir kali, daerah ini dinamai kalitepus, yang termasuk wilayah desa Kesawen.Begitulah sejarah singkat Kesawen-kalitepus, kita tidak tahu apakah orang tersebut bernama Mbah Ungkang karena disini ada Makam mbah Ungkang, yang banyak meyakini leluhur orang Kalitepus,namun yang jelas masih anak cucu Adam