Minggu, 02 Mei 2010

Ekonomi bergerak lbh cepat


Sebetulnya hidup di desa kita sangatlah nyaman dengan tersedianya banyak sumberdaya.Yang menjadi persoalan adalah bagi sebagaian kita  adalah masalah uang. memang disana kalau kita pikir nyarinya susah, itu kalau kita perhitungkan kurs uang dengan kelapa... misal.. 25 000,- berapa kelapa?  nunggunya sekian bulan..Tapi beda dengan sekarang. Pagi-pagi sudah ada yang keliling bawa gorengan, sayur, dsb.ada juga yang bawa tempe, ada juga yang bawa pisang ke pasar dsb. banyak yang sadar, disamping cocok tanam harus diimbangi dengan yang lain yang bisa hasilkan uang. seperti mecah batu,wadas, ambil pasir, dsb Kita senanglah dengan kemajuan seperti ini pada dasarnya uang bisa didapat dari mana saja, dengan tidak mengabaikan hasil cocok tanam.

Lestarikan alam


Pada kunjungan terakhir saya masih melihat keaslian alam kita.Pada pagi ataupun sore masih terdengar pitik thegrek yang manggung... tegrek....tegrek...tegrek..., pada sore hari orong-orong rame, malemnya, jangkrik dan gasir, walang, plengan, kadang bence(biasa bunyi pada saat ada pencuri) semua bersahutan menyambut malam.kadang diselingi mbah tokek sekali-kali.Saya tak tahu apakan masih ada uthi-uthi pada saat musim jagung. Biasa sore hari menjelang maghrib banyak beterbangan, cara kita menangkap adalah dengan mengoleskan cabe merah pada pohon , diiringi menyanyikan lagi sbb: " Uthi-uthi bung...lombok  trasi bung... thethe ore...ore...."  itu sudah banyak yang hinggap disitu. kita tinggal ambil. Di siang hari sekarang masih terlihat elang jawa." kelik'''kelik...kelik..dan di sungai juga banyak ikan seiring dilarangnya mencari ikan dengan cara menyetrum,obat,dsb yang bisa membunuh masal.Pokoknya hebatlah,, seneng lihat alam disana.

Gasir

Lama sekali saya tidak bisa menulis disini,kangen sekali rasanya, namun karena kesibukan pada kerjaan saja, dan kali ini tengah malam aku sempatkan...
Membagi cerita pada kesempatan ini tentang gasir.Gasir merupakan binatang bangsa jangkrik tapi badannya besar.Protein yang dikandung pada gasir sangat tinggi, sekitar 60%.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar protein gasir mentah, goreng dan rebus berturut-turut sebesar (19,852 lebih - kurang 2,988 )%, (14,913 lebih - kurang1,672 )%, dan (10,771lebih - kurang1,999 )%. Penurunan kadar protein pada jangkrik goreng dan rebus berturut-turut 23,843% dan 44,995%. Hasil analisis uji-t pada taraf signifikansi 5% didapatkan terhitung sebesar 6,835; sedangkan ttabel (1-α) = 2,132 dengan db 4. Harga thitung lebih besar dari pada harga ttabel, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kadar protein jangkrik yang digoreng dan direbus.(sumber dari internet)
Pada jaman dulu gasir merupakan makanan tambahan sebagai pelengkap gizi. Gasir juga ada musimnya, yaitu sekitar kesongo pada kalender jawa.Binatang ini makan tumbuh-tumbuhan, pada jaman dahulu mencari gasir bisa dengan cara sengaja menggali, menyiram air,berburu gasir yang lagi ngengkrik,atau tak sengaja dapat saat mencangkul. Ujungnya semua kita makan. cara masaknya pun sangat sederhana namun itulah sebetulnya yang menyehatkan. Begitu dapat bisa dibakar atau disangan buang kotorannya, lalu disambel, kasih terasi dengan lombok ijo. dimakan dengan tiwul, wuiiih enaknya, apalagi kalau makannya habis mencangkul hemmm,,,
Anak sekarang ngerti ndak ya rasanya gasir. Ini saya kasih fotonya ya,,,,