Rabu, 30 September 2009

Menuju Desa Maju


Kita tentu mengetahui daerah pertanian dimana saja problemnya sama
Pada saat panen harga rendah dan saat musim tanam pupuk langka.
Petani dari dulu pada posisi yang kurang diuntungkan.
Untuk menyiasati hal itu perlu tehnik untuk mengubah, tentu saja bukan mengubah petani menjadi pegawai negeri,atau karyawan,Petani tetaplah petani, namun yang diubah adalah hasil dari pertanian tersebut sehingga menjadi nilai lebih dari pada panen lalu dijual.Yang kita butuhkan bagaimana meberi nilai tambah pada produk yang kita hasilkan.
Kita tentu ingat dulu mau jual kayu harus manggul lakar kr pituruh, bambu juga, hasil jagung- jual jagung, hasil kelapa ya jual kelapa, hasil melinjo jual melinjo,dsb..
Bagaimana sekarang..?
Ternyata masih belum banyak berubah, hanya modelnya yang berbeda,
Dulu manggul lakar, sekarang jual ditempat, hanya pedagangnya yang jemput bola, sedangkan petani tetap nilainya segitu juga.
Kita tentu bisa lihat bagaimana kalau kayu sudah dirubah menjadi mebel, berapa kali nilainya, bambu dibikin anyaman kerajinan,kedelai jadi tempe,melinjo jadi emping, pisang jadi keripik pisang dsb saya bayangkan pasti lebih menguntungkan, Suatu misal pisang sangat melimpah dan tak mengenal musim, Bagaimana kalau kita bikin kripik pisang, kita bungkusi, kasih sablon,kasih merk , bisa jadi produk unggulan di desa kita.Begitu juga melinjo, bahkan beberapa orang sampai ndak mau ngunduh melinjo akibat harga terlalu murah, sayang sekali... Coba kalau dibikin emping, mahal banget jadinya.
Dan untuk mengubah itu bukanlah hal yang susah, gampang saja hanya perlu keberanian ,
Bagaimana yang masih muda-muda? Ayo kita gerakkan ...
Menuju Desa yang maju...

Selasa, 29 September 2009

Desa Wisata Lagi Dirancang


Seneng sekali rasanya banyak tanggapan tentang apa yang dimuat
Ada yang bilang lucu, ada yang tebak-tebak buah manggis,
ada yang penasaran karena tahu masa susah dll
Namun yang sangat berkesan adalah mengarah kepada terwujudnya Desa Wisata
Saya sudah berbincang banyak dengan tokoh dan pengusaha sukses di desa kita.
Beliau mengembangkan banyak bisnis dan sangat konsen dengan kemajuan desa kita
Menurut beliau sekarang lagi diusulkan temannya yang menjabat dinas Pariwisata agar jalan menuju gua gong dibangun,
Lalu dia akan koordinasi untuk membangun kolam renang,kolam pancing,Gazebo untuk lesehan,tempat makan, toilet,mushola,serta tempat hiburan lain yang alami,
Beliau juga akan mempertahankan keaslian alam kalitepus, mempertahankan pepohonan bambu dll
Saya doakan sukses mas membawa desa kita maju
Terima kasih

Lebaran 1430

Lebaran 1430

Rasanya baru kemarin kita berbondong-bondong hiruk pikuk

Menuju kampong halaman, tempat lahir kita

Tak terasa acara rutin tahunan tiba kembali ,

Tanpa terasa bulan puasa hamper habis

Dan kita dihadapkam kembali dengan mudik tahunan

Ada sebagian orang yang menganggap mudik hanya pemborosan

Ada juga yang menganggap lain yang sifatnya negative,

Namun menurut penulis disini bahwa mudik bermakna sbb:

- Menjalin silaturahmi dengan orang tua dan saudara di desa

- Memberi kita pelajaran untuk pandai bersyukur

- Memberi hiburan kepada kita, mengingat masa kecil kita

Dan biasanya semakin sering kita mudik semakin banyak rejeki yang kita dapat

Hal ini sebetulnya kalau kita tinjau dari segi spiritual adalah rahmat Allah

Tapi kalau kita lihat rasionalnya kita harus lebih giat bekerja untuk cari biaya mudik tahun depan, dan efeknya panjang sekali. Akhirnya ada saja asal kita mau usaha.

Namun untuk yang masih banyak tugas, apalagi untuk tugas Negara, jangan dipaksakan sehingga bisa merugikan diri sendiri dan kaitannya.

Yah kalau kita kupas ndak habis sesore sambil medang…..

Sesampai di kampong kita lihat lagi apa yang berubah,,,

Jalan sudah halus sekali,mulus… Itulah jalan kita bersama, yang kita bangun dari pajak yang kita bayar.Bersykurlah akhirnya kembali ke kita juga …

Kita lihat masjid, sudah luas megah,bersih dan jamaahnya banyak juga.

Pagarnya dengan cat yang baru menambah asri suasana.

Tarawehnya juga pesertanya banyak, begitu pula sholat Iednya,

Luar biasa…

Perubahan luar biasa bagusnya dibanding saat saya meninggalkan kampong

Saya salut pada saat saya meninggalkan kampong masih ada yang belum sholat, tapi sekarang sudah jauh lebih khusu’ ibadahnya…..

Hanya kalau saya bandingkan ddengan masjid di lingkungan saya di kota , Imam selalu ganti,Baik sholat Jumat,ataupun yang lain. bahkan selama tarawih imam setiap malam berganti, diisi dengan ceramah dengan tema dan gaya yang berbeda, jadi jamaahnya selalu berharap ada ilmu baru dan segar,

Mungkin disini belum saja ya, suatu saat pasti bisa begitu

Tapi Ok lah secara keseluruhan saya merasa puas dan bangga dengan kampong saya,

Eh…. Sebentar ya… lagi masak panggang ayam…

Hemmmm enak,,,, alot dikit , ya ini panggang khas Kalitepus, setelah di panggang di sayur santan kental… Wah…. Hati-hati yaaa. Asam urat bisa naik tuhh

Penulis ucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri

Mohon Maaf lahir Batin

Terutama bagi yang merasa malu kampung tempo dulunya dikupas habis..

Begitu pula yang kemarin belum ketemu karena tidak pulang

Juga Adik-adik siswa sekolah yang sekarang rajin berinternet..

Salam buat orang tuanya ya...

Sampai jumpa ....


Rabu, 18 Maret 2009

Liburan Muludan

Pas muludan kemarin aku beruntung bisa menyempatkan berkunjung ke orang tua, untung saja liburannya gandeng -Sabtu-Minggu-Senin jadi longgarlah.Memang tiap ada kesempatan saya usahakan pulang, maklum kadang tanggal merah tapi ada kerjaan, pas lagi nganggur ndak ketemu tanggal merah.Memang bisa saja pulang kampung kapan mau, tapi ndak enak banget kalau ndak ngajak anak-anak. Ndak seru.
Ada yang berubah kali ini, sudah ada beberapa orang yang rutin mengambil batu,pasir walaupun belum ada yang pesan, hal ini dilakukan disela-sela menggarap tanah.Terus hutan juga sudah mulai dikerjakan dengan penanaman tanaman sejenis dalam jumlah besar,seperti kita ketahui ada yang berkebun jati,albasia,dll.Keliahatannya untuk lahan hutan mereka sudah maksimal manfaatkan , ada yang tanam jati selanya dipasrahkan orang untuk tanami hasilnya silahkan ambil.Yang belum pekarangan masih banyak yang nganggur , padahal ini musim hujan cocok untuk mulai menanam.Peternakan juga masih belum maksimal. Dulu hampir tiap rumah punya kambing,bahkan dulu sekali kerbau. Ini sebetulnya sangat bermanfaat untuk suplemen pupuk,jadi tidak 100 % mengandalkan urea,sehingga jadi ketergantungan terhadap pupuk kimia dan menjadi langka saat musim tanam.Coba kalau pupuk organik, lebih murah,mudah dan hasilnya lebih baik dan harga panen lebih mahal.
Eh....Panggangnya udah matang tuh.... habis dipanggang langsung disayur kental nyam-nyam-nyam. Mak Nyuss

Sabtu, 14 Februari 2009

Kalitepus layak jadi tujuan wisata







Baru saja sampai di rumah, setelah seharian outbond , setelah sholat maghrib belum mengerjakan apapun langsung kuambil laptop agar tidak lupa menulis.Betul ini saya sempatkan., karena materi special seperti yang saya angankan.

Sungguh tempat yang tidak ada istimewanya semula, karena desa ini tidak ada apa-apanya, namun tempat tersebut dibuat istimewa oleh Bapak Pujiono ( owner Wisata Desa) di daerah Mojokerto-Jawa Timur ,dengan sumber daya yang minim namun dapat dibuat nilai tambah dengan idenya yang cemerlang.
Beda sekali dengan desa kita yang kaya sumber daya namun sampai sekarang belum ada sentuhan bidang pariwisata.Tidak perlu modal besar untuk mengawali , untuk menjadikan desa kita menjadi desa wisata, dengan demikian dapat meningkatkan pendapatan desa maupun perorangan, saya yakin 100 % bisa. Namun siapa yang mau mendengar ide saya, bahkan orangpun ndak tahu saya, tapi jangan pandang siapapun yang penting ide ini bisa membuat desa kita maju.
Sekali lagi desa kita punya banyak potensi, kita punya guagong yang pengunjungnya sudah ada rutin , kita punya sungai,kita punya tegal,pekarangan,gunung, semua itu asset yang tak ternilai .
Sederhananya begini :
Kita jadikan desa kita tahun 2010 menjadi tahun kunjungan wisata
Guagong menjadi sentral kunjungan, sebelah kiri atau kanan kita jadikan arena panjat tebing, tali luncur,titian tali, dan tali satu , sekarang lagi trend.
Dibawah kita buat kolam renang dan kolam pancing, di sungai bisa kita rancang berbagai permainan, disekitar gua juga kita buat banyak arena bermain,seperti ayunan, dll.
Di atas gua, tanah yang sulit ditanami bisa kita jadikan tempat berkemping.Kita adakan pertunjukan berbagai kesenian/bergilir di panggung areal wisata gua gong,
Itu mendapatkan income yang luar biasa besar, dan mempekerjakan banyak karyawan belum lagi penduduk bisa berdagang yang bisa menjual dengan harga yang baik,dan ada semangat untuk menanam :salak,bengkoang,jeruk, dan apa saja yang bisa untuk oleh-oleh.
Pasti banyak yang bertanya,….Siapa yang mau bayar, mau kunjungi dsb...disini bukan kota….Itulah yang kadang membuat rencana mandeg, Sebetulnya gampang saja.Kita bikin team pemasaran modern , kita garap purworejo,kutoarjo,prembun,Kebumen dan sekitarnya ndak akan habis, dari yang umum ,maupun rombongan , dari TK sampai SMA.Ini metode pembelajaran diluar kelas yang manfaatnya luar biasa.
Satu lagi pertanyaan …… Siapa yang modalin…..?
Gampang sekali. Orang Kalitepus banyak sekali yang sukses namun enggan membawa pulang modalnya ke kampong karena tak yakin ada yang bisa dipercaya untuk mengelola maupun mengembangkan , Kita bisa lihat kalau lebaran dipinggir jalan dari balai desa sampai ujung masjid saja berapa mobil mewah yang berjejer.Kita juga tidak mengesampingkan pengusaha local yang sukses,petani yang sukses yang ada di desa kita. Itu juga potensi luar biasa.
Mereka kebanyakan lebih mudah investasi di kota, atau di bisnisnya karena mudah mengembangkan,mudah diawasi, dan professional.
Tapi kita harus ingat, kita dilahirkan didesa yang penuh kenangan,tempat kita bertemu orang tua,tempat kita kembali juga kalau sudah tak kerasan di perantauan,dan mungkin tempat yang paling nyaman untuk pensiunan.Apalagi yang sudah tinggal disini
Kenapa tidak kita berbuat sesuatu seandainya ada jaminan bahwa kita semua professional dan dapat mempertanggungjawabkan pekerjaan dan keuangan, dan hasil yang memadai, kita abadikan pemilik modal mungkin menjadi nama-nama bagian tempat rekreasi
Semoga bisa….

Senin, 05 Januari 2009

Rasanya masih sama

Sebelum pulang saya berangan pengin makan yang dulu dirasakan enak , di data satu persatu, bahkan ndak cukup waktu kalau liburan hanya tiga-empat hari.Di hari pertama pagi-pagi sekali saya niati beli lotek, beberapa bungkus, saya makan pelan-pelan sambil ingat dulu waktu beli di lek perut(lek sirus), yah masih mirip rasanya.Siang ke pasar, tidak lupa belanja tiwul di pasar dan wader(unjar), saya masak dan wuih masih sama juga, seperti bikinan kita dulu, dan unjarpun masih seperti yang kita dapat dulu waktu di kali ,
Siang beli dawet hitam di Klepu ,wah segernya masih seperti dawet yang dulu dipikul dengan harga Rp.10,- atau barter dengan padi waktu panen.Siang hari banyak pengin, pengin makan tiwul dengan sambel trasi&lombok ijo,tiwul dengan wader, tiwul yang diurap,dll
Ya,ya,ya,......Rasanya nikmat, kenapa dulu pada jaman orde baru yang makan tiwul dianggep belum makmur ya? sampai -sampai orang malu makan tiwul,lalu enggan untuk menanam singkong, walau sekarang banyak yang tanam singkong tapi paling hanya untuk direbus, atau dikukus.Sudah tidak ada lagi di desa saya yang bikin gaplek. Yang dulu sempat bikin gaplek sekarang sudah banyak makmur dengan rumah yang permanen sehingga kurang pantes lagi kalau masih konsumsi tiwul.Inilah salah satu kesalahan orde baru yang memaksakan orang makan nasi yang tadinya tiwul,atau sagu, atau jagung.Sehingga waktu krisis harga beras melambung,dan tak ada lagi alternatif.
Padahal kalau kita kaji kandungan tiwul, sagu, atau jagung itu sedikit sekali kandungan gulanya, sehingga cocok untuk penderita diabet dan sangat sehat untuk dikonsumsi setiap hari.Kebanyakan penyakit orang asia adalah diabet, karena makan nasinya banyak, banyak minum manis namun sedikit aktifitas.
Sore hari aku cari kupat tahu, aku pernah salah 3 kali beli kupat tahu, kok rasanya ndak seperti dulu ya. Pertama pesan kupat tahu kok ndak pakai kuah ya...?
Pulang di hari lain pesen soto , eh salah lagi ndak seperti dulu. maklum dulu kan ditraktir jadi ndak tahu pesennya pakai nama apa. Balik lagi saya pesen kupat tahu malah saya ajak rombongan,saya yakinkan ini enak, jajanan saya dulu, semua makan ndak habis.
waktu makan ada yang pesen Campur, saya amati... wah ini mestinya yang saya pesen... besoknya aku kesini lagi beli kupat campur,,,, ini baru betulll ini yang dulu saya makan
Pulang makan kupat jangan lupa beli gembus,waktu hangat enak sekali...
Saya rasakan belum cukup kalau tiga hari di kampung untuk mengulang jaman dulu.Waktu kembali ke kota aku beli tiwul instan, setiap pengin aku masak, tentunya hanya saya yang mau, istri dan anak saya juga heran... makanan apa kok doyan banget.Pengin makan dengan apa saya coba, betul-betul ......RASANYA MASIH SAMA...