Rabu, 04 Juli 2012

Gua Gong di kampung kita


Bagi kebanyakan perantauan adalah mengingat kampong halaman pada tiga momen, Yaitu : Lebaran,mudik,mimpi. Pada kali ini saya memanfaatkan waktu mudik liburan untuk mengisi ini, karena pada hari-hari biasa sudah disibukan oleh rutinitas, walaupun tidak sesibuk executive atau artis namun waktu tetap habis bersamaan tenggelamnya matahari dan begitu seterusnya.Pada mudik kali ini sesampai di rumah anak-anak langsung tertuju ke sungai yang merupakan sumber kehidupan.Senang,indah,Asri.Namun selalu ada yang mengganjal dalam pemikiran kami,kita mempunyai peninggalan bersejarah yang luar biasa, namun kita tidak bisa memanfaatkan sama sekali. Tidak ada nilai tambah apapun dengan adanya GuaGong. Tidak menambah kesejahteraan,kebanggaan,atau keindahan, bahkan menambah keprihatinan. Bagaimana tidak,, di depan mata pengunjung bercumbu,berpacaran, bahkan tak jarang hubungan intim di dalam guagong.Hal ini sudah dimuat di Koran terkemuka terbitan Jawa Tengah. Sangat malu kita sebagai warga yang ketempatan guagong. Memang Guagong tidak salah, namun kita yang tidak bisa menempatkan memposisikan guagong sehingga bermanfaat bagi kita semua , bukan membawa bisa  bencana.Bagaimana kalau guagong kita sterilkan lagi, kita hapus cat-cat yang sudah merusak pemandangan .kita bikin wahana baru untuk menumpahkan pasangan kasih sayang dengan hal positif.Selama ini pengunjung yang berpasangan datang membawa cat/spidol, lalu corat-coret, dan melakukan hal tak terpuji lain. Coba kita bikin kenangan seperti di Italia. Kita buat mesh, kita sediakan gembok, kita siapkan tulisan digembok menggunakan gravir/thok. Lalu kunci mereka buang ke sungai . Bukan jaminan mereka langgeng berhubungan, namun setidaknya itulah momen mereka berdoa kepada Allah agar hubungan dilanggengkan dan tidak merusak lingkungan maupun hal yang dilarang agama apapun.
Setelah kita bersihkan guagong juga kita permudah dengan tangga naik keatas,sementara ini sangat sulit manusia normal untuk bisa naik keatas,kita buat taman-taman disisi kanan dan kirinya.Kita bentuk panitia yang akan mengawal ini, Bahkan kita bisa tertibkan PerDes yang mengatur tentang Guagong. Kita buat aturan agar disitu tidak dipergunakan untuk berzina serta dibatasi waktu di dalam gua,tidak boleh lebih dari 15 menit, kalau ketahuan zina maka akan dikenakan denda yang besar dan dimusyawarahkan di Balai Desa serta akan diundang orangtuanya. Peraturan ini juga akan dikawal beberapa Hansip,atau Polisi Desa berseragam mungkin seperti  CingPoling sebagaimana Pecalang di Bali. Jadi desa kita bermartabat. Efek dari peraturan dan pemugaran guagong ini akan membuat pengunjung membludak, dan bisa saja ditarik tiket masuk. Para penduduk dapat juga berjualan di sekitar gua untuk meningkatkan kesejahteraan. Kita semua optimis hal ini bisa diwujudkan ,Amiin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mari bercerita disini