Bagi kebanyakan perantauan adalah mengingat kampong halaman
pada tiga momen, Yaitu : Lebaran,mudik,mimpi. Pada kali ini saya memanfaatkan
waktu mudik liburan untuk mengisi ini, karena pada hari-hari biasa sudah
disibukan oleh rutinitas, walaupun tidak sesibuk executive atau artis namun
waktu tetap habis bersamaan tenggelamnya matahari dan begitu seterusnya.Pada
mudik kali ini sesampai di rumah anak-anak langsung tertuju ke sungai yang
merupakan sumber kehidupan.Senang,indah,Asri.Namun selalu ada yang mengganjal
dalam pemikiran kami,kita mempunyai peninggalan bersejarah yang luar biasa,
namun kita tidak bisa memanfaatkan sama sekali. Tidak ada nilai tambah apapun
dengan adanya GuaGong. Tidak menambah kesejahteraan,kebanggaan,atau keindahan,
bahkan menambah keprihatinan. Bagaimana tidak,, di depan mata pengunjung
bercumbu,berpacaran, bahkan tak jarang hubungan intim di dalam guagong.Hal ini
sudah dimuat di Koran terkemuka terbitan Jawa Tengah. Sangat malu kita sebagai warga
yang ketempatan guagong. Memang Guagong tidak salah, namun kita yang tidak bisa
menempatkan memposisikan guagong sehingga bermanfaat bagi kita semua , bukan
membawa bisa bencana.Bagaimana kalau
guagong kita sterilkan lagi, kita hapus cat-cat yang sudah merusak pemandangan
.kita bikin wahana baru untuk menumpahkan pasangan kasih sayang dengan hal
positif.Selama ini pengunjung yang berpasangan datang membawa cat/spidol, lalu
corat-coret, dan melakukan hal tak terpuji lain. Coba kita bikin kenangan
seperti di Italia. Kita buat mesh, kita sediakan gembok, kita siapkan tulisan
digembok menggunakan gravir/thok. Lalu kunci mereka buang ke sungai . Bukan
jaminan mereka langgeng berhubungan, namun setidaknya itulah momen mereka
berdoa kepada Allah agar hubungan dilanggengkan dan tidak merusak lingkungan
maupun hal yang dilarang agama apapun.
Setelah kita bersihkan guagong juga kita permudah dengan
tangga naik keatas,sementara ini sangat sulit manusia normal untuk bisa naik
keatas,kita buat taman-taman disisi kanan dan kirinya.Kita bentuk panitia yang
akan mengawal ini, Bahkan kita bisa tertibkan PerDes yang mengatur tentang
Guagong. Kita buat aturan agar disitu tidak dipergunakan untuk berzina serta
dibatasi waktu di dalam gua,tidak boleh lebih dari 15 menit, kalau ketahuan zina
maka akan dikenakan denda yang besar dan dimusyawarahkan di Balai Desa serta
akan diundang orangtuanya. Peraturan ini juga akan dikawal beberapa Hansip,atau
Polisi Desa berseragam mungkin seperti CingPoling sebagaimana Pecalang di Bali. Jadi
desa kita bermartabat. Efek dari peraturan dan pemugaran guagong ini akan
membuat pengunjung membludak, dan bisa saja ditarik tiket masuk. Para penduduk
dapat juga berjualan di sekitar gua untuk meningkatkan kesejahteraan. Kita
semua optimis hal ini bisa diwujudkan ,Amiin…